Senin, 23 Desember 2013

Metode penyuluhan Kehutanan !



Metode penyuluhan Kehutanan !

Prinsip-prinsip Metoda Penyuluhan Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan suatu metoda penyuluhan adalah, perlu memahami prinsip-prinsip metoda penyuluhan, yang dapat dijadikannya sebagai landasan untuk memilih metoda yang tepat.
Tentang hal ini, Suzuki (1984) mengemukakan adanya beberapa prinsip metoda penyuluhan yang meliputi:

1. Pengembangan untuk berpikir kreatif Melalui penyuluhan, bukanlah dimaksudkan agar masyarakat penerima manfaat selalu menguntungkan diri kepadaa petunjuk, nasehat, atau bimbingan penyulunya. Tetapi sebaliknya, melalui penyuluhan harus mampu dihasilkannya masyarakat yang mampu dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang dike-tahuinya untuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya. Karena itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memilih metoda yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat penerima manfaatnya.
 2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat Dapat dipastikan bahwa, setiap individu sangat mencintai profesinya, karena itu tidak suka diganggu (untuk meninggalkan pekerjaan rutinnya), serta selalu berperilaku sesuai dengan pengalamannya sendiri dan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metoda-metoda yang dapat dilaksanakan di lingkungan pekerjaan (kegiatan) penerima manfaatnya.
Hal ini dimaksudkan agar:
 a. Tidak banyak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinnya.
b. Penyuluh dapat memahami betul keadaan penerima manfaat, termasuk masalah-  masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.
 c. Kepada penerima manfaat dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh penerima manfaatnya.
 3. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya Sebagai makhluk sosial, setiap individu akan selalu berperilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, atau setidak-tidaknya akan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perilaku orang-orang di sekitarnya. Karena itu, kegiatan penyuluhan akan lebih efisien jika diterapkan hanya kepada beberapa warga masyarakat, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai panutan yang baik.
 4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah perilaku orang lain secara persuasif dengan menerapkan sistem pendidikan. Adanya hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh dengan penerima manfaatnya, akan merupakan syarat yang harus dipenuhi, setidak-tidaknya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri. Keakraban hubungan antara penyuluh dan penerima manfaat ini menjadi sangat penting. Karena dengan keakraban itu akan tercipta suatu keterbukaan mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Di samping itu, saran-saran yang disampaikan penyuluh dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.
 5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah perilaku penerima manfaat, baik pengetahuannya, sikapnya, atau ketram-pilannya. Dengan demikian, metoda yang diterapkan harus mampu merangsang penerima manfaat untuk selalu siap (dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan suka-hati atas kesadaran ataupun pertim-bangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya, dan masyarakatnya.

 Pendekatan-pendekatan Untuk Memilih Metoda Penyuluhan
penyuluhan pada dasarnya merupakan:
1) Proses komunikasi, yang memiliki khusus untuk mengkomuni-kasikan untuk mengkomunikasikan inovasi di dalam proses pengembangan.
2) Proses perubahan perilaku melalui pendidikan, yang memiliki sifat khusus sebagai sistem pendidikan non- formal dan pendi-dikan orang dewasa (adult education).
 Bertolak dari pemahaman tentang pengertian penyuluhan seperti itu, pemilihan metoda penyuluhan dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-pendekatan seperti berikut:
 1) Metoda penyuluhan dan proses komunikasi Untuk memilih metoda berkomunikasi yang efektif, Mardikanto (1982) mengenalkan adanya tiga cara pendekatan yang dapat juga diterapkan dalam pemilihan metoda penyuluhan, yaitu yang didasarkan pada:
 a) media yang digunakaan,
b) sifat hubungan antara penyuluh dan penerima manfaatnya c) pendekatan psiko-sosial yang dikaitkan dengan tahapan adopsinya

Ragam metode penyuluhan kehutanan dapat dibedakan menurut ; media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta pendekatan psikologi yang dilakukan penyuluhnya. Ragam metode penyuluhan kehutanan cukup banyak, tinggal bagaimana seorang penyuluh kehutanan dapat menganalisis masalah yang dihadapi masyarakat tani hutan, kondisi sosial ekonominya dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh masyarakat. 

Adapun ragam metode penyuluhan kehutanan itu, yaitu sebagai berikut : 

1. Metode individu, kontak tani hutan, kelompok tani hutan, himpunan tani 

a       a)           Metode individu 
Individu kunci adalah individu yang maju ( inovatif), termasuk dalam golongan “penerap dini” yang atas dasr kesadarannya bersedia (tanpa menuntut upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh kehutanan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi warga masyarakat sekitar (terutama dilingkungan sosialnya sendiri). 

Metode penyuluhan individu adalah metode yang menggunakan individu-individu sebagai sasaran utama penyuluhan. Artinya, di dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu melakukan kontak pribadi secara berkelanjutan dengan individu-individu kecil tersebut untuk kemudian selaras dengan karakteristik individu seperti yang dikemukakan di atas, mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan penyuluhan tersebut kepada seluruh warga masyarakat sebagai penyuluh “sukarela”. 
            Metode ini sangat efesien karena penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan seluruh warga masyarakat dan lebih efektif karena penyuluhan dilakukan sendiri oleh individu yang sudah dikenal, diakui dan dipanuti oleh masyarakat setempat. 

b)         Kontak tani hutan 
Anggota kelompok tani hutan biasanya merupakan petani pemilik lahan garapan atau penggarap lahan orang lain, pengalamannya dalam berusaha tani telah banyak, dinamis dan mempunyai pandangan yang positif terhadap teknologi pemanfaatan hutan yang baru karena keinginannya untuk mencapai peningkatan dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan. Seorang kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungan perkampungannya. 

Kontak tani hutan terdiri dari sekumpulan petani (biasanya terdiri dari 15 orang) yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan kuat karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaan. Biasanya menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani hutan yang hubungannnya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan luwes dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk atas dasar kesadaran , jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana, terutama memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, misalnya dengan sistem Agroforestry, usaha tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam pengembangan hidupnya. 

Adapun fungsi kelompok tani hutan, yaitu sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotong-royongan. Fungsi ini terjabarkan dalam kegiatan ; pengadaan saran produksi (saprodi) yang murah dengan cara melakukan pembelian secara bersama (massal); pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentinga para angotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama; mengusahakan kegiatan pemberantasan/pengendalian hama/penyakit tanaman secara terpadu; guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjang usaha taninya (saluran air, terasering lahan, penanggulangan erosi, perbaikan jalan setapak, dll; menyelenggarkan demonstrasi cara bercocok tanam dengan mengkombinasikan tanaman hutan dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara mengatasi ham/penyakit tanaman yang dilakukan bersama penyuluh kehutanan; dan mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang baik dan seragam dan kemudian mengusahakan pula pemasaran secara bersama agar terwujud harga yang baik dan seragam. 

c)         Himpunan tani 
Himpunan tani merupakan organisasi para petani yang formal, beranggaran dasar dan berpengurusan yang layak. Para anggotanya terdiri dari kelompok petani-petani yang ada di pedesaan atau disekitar areal hutan/pertanian. Kegiatannya pun tak jauh berbeda dengan kelompok tani yaitu sebagai media masyarakat tani yang berkembang dengan dinamis, sebagai alat untuk mewujudkan perubahan-perubahan baru yang maju dilingkungan para petani dan sebagai wadah penyatuan aspirasi yang sehat sesuai dengan keinginan atau hati nurani para petani. Surat kabar, radio, dan televisi, majalah tentang kehutanan, pamflet, leaflet, dan poster merupakan media mati dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar