Metode
penyuluhan Kehutanan !
Prinsip-prinsip Metoda Penyuluhan Satu
hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan suatu
metoda penyuluhan adalah, perlu memahami prinsip-prinsip metoda penyuluhan,
yang dapat dijadikannya sebagai landasan untuk memilih metoda yang tepat.
Tentang hal ini, Suzuki (1984)
mengemukakan adanya beberapa prinsip metoda penyuluhan yang meliputi:
1. Pengembangan
untuk berpikir kreatif Melalui penyuluhan, bukanlah dimaksudkan agar
masyarakat penerima manfaat selalu menguntungkan diri kepadaa petunjuk,
nasehat, atau bimbingan penyulunya. Tetapi sebaliknya, melalui penyuluhan harus
mampu dihasilkannya masyarakat yang mampu dengan upayanya sendiri mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu mengembangkan kreativitasnya untuk
memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang dike-tahuinya untuk terus menerus
dapat memperbaiki mutu hidupnya. Karena itu, pada setiap kegiatan penyuluhan,
seorang penyuluh harus mampu memilih metoda yang sejauh mungkin dapat
mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat penerima manfaatnya.
2. Tempat
yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat Dapat
dipastikan bahwa, setiap individu sangat mencintai profesinya, karena itu tidak
suka diganggu (untuk meninggalkan pekerjaan rutinnya), serta selalu berperilaku
sesuai dengan pengalamannya sendiri dan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya
sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan sebaiknya
dilaksanakan dengan menerapkan metoda-metoda yang dapat dilaksanakan di
lingkungan pekerjaan (kegiatan) penerima manfaatnya.
Hal ini dimaksudkan agar:
a. Tidak banyak mengganggu (menyita waktu)
kegiatan rutinnya.
b.
Penyuluh dapat memahami betul keadaan penerima manfaat, termasuk masalah- masalah yang dihadapi dan potensi serta
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.
c. Kepada penerima manfaat dapat ditunjukkan
contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat
ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi
serta diingat oleh penerima manfaatnya.
3.
Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya Sebagai makhluk sosial,
setiap individu akan selalu berperilaku sesuai dengan kondisi lingkungan
sosialnya, atau setidak-tidaknya akan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
perilaku orang-orang di sekitarnya. Karena itu, kegiatan penyuluhan akan lebih
efisien jika diterapkan hanya kepada beberapa warga masyarakat, terutama yang
diakui oleh lingkungannya sebagai panutan yang baik.
4. Ciptakan
hubungan yang akrab dengan penerima
manfaat Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah perilaku orang lain
secara persuasif dengan menerapkan sistem pendidikan. Adanya hubungan pribadi
yang akrab antara penyuluh dengan penerima manfaatnya, akan merupakan syarat
yang harus dipenuhi, setidak-tidaknya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu
sendiri. Keakraban hubungan antara penyuluh dan penerima manfaat ini menjadi
sangat penting. Karena dengan keakraban itu akan tercipta suatu keterbukaan
mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Di samping itu, saran-saran
yang disampaikan penyuluh dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya
saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.
5. Memberikan
sesuatu untuk terjadinya perubahan Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk
mengubah perilaku penerima manfaat, baik pengetahuannya, sikapnya, atau
ketram-pilannya. Dengan demikian, metoda yang diterapkan harus mampu merangsang
penerima manfaat untuk selalu siap (dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan
suka-hati atas kesadaran ataupun pertim-bangan nalarnya sendiri melakukan
perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya, dan
masyarakatnya.
Pendekatan-pendekatan
Untuk Memilih Metoda Penyuluhan
penyuluhan pada dasarnya merupakan:
1) Proses komunikasi, yang memiliki
khusus untuk mengkomuni-kasikan untuk mengkomunikasikan inovasi di dalam proses
pengembangan.
2) Proses perubahan perilaku melalui
pendidikan, yang memiliki sifat khusus sebagai sistem pendidikan non- formal
dan pendi-dikan orang dewasa (adult education).
Bertolak dari pemahaman tentang pengertian
penyuluhan seperti itu, pemilihan metoda penyuluhan dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan-pendekatan seperti berikut:
1) Metoda penyuluhan dan proses komunikasi
Untuk memilih metoda berkomunikasi yang efektif, Mardikanto (1982) mengenalkan
adanya tiga cara pendekatan yang dapat juga diterapkan dalam pemilihan metoda
penyuluhan, yaitu yang didasarkan pada:
a) media yang digunakaan,
b) sifat hubungan antara penyuluh dan
penerima manfaatnya c) pendekatan psiko-sosial yang dikaitkan dengan tahapan
adopsinya
Ragam metode penyuluhan kehutanan dapat
dibedakan menurut ; media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta
pendekatan psikologi yang dilakukan penyuluhnya. Ragam metode penyuluhan kehutanan
cukup banyak, tinggal bagaimana seorang penyuluh kehutanan dapat menganalisis
masalah yang dihadapi masyarakat tani hutan, kondisi sosial ekonominya dan
masalah-masalah lain yang berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh
masyarakat.
Adapun ragam metode penyuluhan
kehutanan itu, yaitu sebagai berikut :
1. Metode individu, kontak tani hutan,
kelompok tani hutan, himpunan tani
a a) Metode individu
Individu kunci adalah individu yang
maju ( inovatif), termasuk dalam golongan “penerap dini” yang atas dasr
kesadarannya bersedia (tanpa menuntut upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja
penyuluh kehutanan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi warga
masyarakat sekitar (terutama dilingkungan sosialnya sendiri).
Metode penyuluhan individu adalah
metode yang menggunakan individu-individu sebagai sasaran utama penyuluhan.
Artinya, di dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyuluh selalu melakukan
kontak pribadi secara berkelanjutan dengan individu-individu kecil tersebut
untuk kemudian selaras dengan karakteristik individu seperti yang dikemukakan
di atas, mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan penyuluhan tersebut kepada
seluruh warga masyarakat sebagai penyuluh “sukarela”.
Metode
ini sangat efesien karena penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan
seluruh warga masyarakat dan lebih efektif karena penyuluhan dilakukan sendiri
oleh individu yang sudah dikenal, diakui dan dipanuti oleh masyarakat
setempat.
b) Kontak
tani hutan
Anggota kelompok tani hutan biasanya
merupakan petani pemilik lahan garapan atau penggarap lahan orang lain,
pengalamannya dalam berusaha tani telah banyak, dinamis dan mempunyai pandangan
yang positif terhadap teknologi pemanfaatan hutan yang baru karena keinginannya
untuk mencapai peningkatan dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan.
Seorang kontak tani mempunyai pengaruh positif dilingkungan
perkampungannya.
Kontak tani hutan terdiri dari
sekumpulan petani (biasanya terdiri dari 15 orang) yang mempunyai kepentingan
bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat non formal, namun demikian
dapat dikatakan kuat karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas
kekeluargaan. Biasanya menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani
hutan yang hubungannnya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan
luwes dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk atas dasar
kesadaran , jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya
pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana, terutama memanfaatkan lahan untuk
kegiatan pertanian, misalnya dengan sistem Agroforestry, usaha tani yang
optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam pengembangan hidupnya.
Adapun fungsi kelompok tani hutan,
yaitu sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan dan
keterampilan serta kegotong-royongan. Fungsi ini terjabarkan dalam kegiatan ;
pengadaan saran produksi (saprodi) yang murah dengan cara melakukan pembelian
secara bersama (massal); pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentinga
para angotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama; mengusahakan
kegiatan pemberantasan/pengendalian hama/penyakit tanaman secara terpadu; guna
kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjang
usaha taninya (saluran air, terasering lahan, penanggulangan erosi, perbaikan
jalan setapak, dll; menyelenggarkan demonstrasi cara bercocok tanam dengan
mengkombinasikan tanaman hutan dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara
mengatasi ham/penyakit tanaman yang dilakukan bersama penyuluh kehutanan; dan
mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud kualitas yang baik dan
seragam dan kemudian mengusahakan pula pemasaran secara bersama agar terwujud
harga yang baik dan seragam.
c) Himpunan
tani
Himpunan tani merupakan organisasi para
petani yang formal, beranggaran dasar dan berpengurusan yang layak. Para
anggotanya terdiri dari kelompok petani-petani yang ada di pedesaan atau
disekitar areal hutan/pertanian. Kegiatannya pun tak jauh berbeda dengan
kelompok tani yaitu sebagai media masyarakat tani yang berkembang dengan
dinamis, sebagai alat untuk mewujudkan perubahan-perubahan baru yang maju
dilingkungan para petani dan sebagai wadah penyatuan aspirasi yang sehat sesuai
dengan keinginan atau hati nurani para petani. Surat kabar, radio, dan
televisi, majalah tentang kehutanan, pamflet, leaflet, dan poster merupakan
media mati dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar